Ratusan pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) hari Senin ini. Aksi ini merupakan bentuk protes atas sistem kemitraan yang dinilai tidak adil dan membebani para pengemudi.

Jeritan Para Pengemudi Ojol: Jam Kerja Panjang, Pendapatan Tak Pasti

Para pengemudi ojol mengeluhkan jam kerja yang sangat panjang, bahkan mencapai 17 jam atau lebih setiap harinya. Hal ini disebabkan oleh sistem perhitungan tarif yang tidak transparan dan cenderung merugikan pengemudi. Algoritma platform yang dianggap sepihak menjadi penyebab utama ketidakpastian pendapatan mereka.

SPAI menyoroti fleksibilitas dalam skema kemitraan yang diterapkan oleh perusahaan aplikasi. Mereka menilai bahwa sistem ini hanyalah dalih bagi platform untuk menghindari kewajiban memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) dan hak-hak pekerja lainnya kepada para pengemudi ojol, taksi online, dan kurir.

Dukungan Pemerintah untuk Pengemudi Ojol

Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, menyatakan dukungannya terhadap tuntutan para pengemudi ojol. Beliau menilai bahwa permintaan THR adalah hal yang wajar dan seharusnya dipenuhi oleh pihak pengelola platform atau aplikator. Pemerintah berjanji akan menindaklanjuti keluhan para pengemudi dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan ini.

Menanti Solusi Konkret

Aksi demonstrasi ini diharapkan dapat membuka mata para pemangku kepentingan dan mendorong perubahan yang signifikan dalam sistem kemitraan antara pengemudi ojol dan perusahaan aplikasi. Para pengemudi berharap agar pemerintah dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi hak-hak mereka dan menciptakan ekosistem kerja yang lebih adil dan berkelanjutan. Masa depan ojek online di Indonesia kini berada di persimpangan jalan.

Detikcom bersama POLRI mengadakan ajang penghargaan untuk memberikan apresiasi kepada polisi-polisi teladan di seluruh Indonesia.

Share this article
The link has been copied!