Sejarah Islam di China: Populasi & Kondisi Terkini
Smartikel.com Selamat beraktivitas dan semoga sukses selalu. Saat Ini aku mau membahas keunggulan Berita yang banyak dicari. Artikel Dengan Fokus Pada Berita Sejarah Islam di China Populasi Kondisi Terkini Dapatkan wawasan full dengan membaca hingga akhir.
Sejarah perkembangan Islam di China merupakan perjalanan panjang yang kaya akan dinamika sosial dan budaya. Sebagai agama minoritas di negara tersebut, Islam telah melalui berbagai fase, mulai dari penerimaan dan perkembangan pesat hingga pembatasan dan penyesuaian. Kisah ini dimulai pada abad ke-7, bertepatan dengan masa pemerintahan Dinasti Tang.
Pada masa awal perkembangannya, Islam memasuki China melalui jalur perdagangan maritim dan diplomatik. Pemerintah China menjalin hubungan dagang dengan Persia, Arab, dan India, yang membuka jalan bagi interaksi budaya dan agama. Khalifah Utsman Bin Affan mengirim utusan, Sa’ad bin Abi Waqqas, untuk menghadap Kaisar Yong Hui pada tahun 651 M, menandai awal hubungan diplomatik yang penting. Tonggak keberhasilan penyebaran Islam melalui jalur diplomatik ini adalah berdirinya Masjid Huaisheng di Guangzhou, yang juga dikenal sebagai Masjid Sa'ad bin Abi Waqqas.
Selain jalur diplomatik, perdagangan laut dan darat juga memainkan peran penting dalam penyebaran Islam. Banyak pedagang Muslim yang kemudian menetap di China, membawa serta ajaran dan budaya Islam. Generasi mereka dikenal sebagai Hui Huis, yang pada masa Dinasti Yuan (1271-1368) diberikan jabatan, status sosial tinggi, dan jaminan sosial.
Adaptasi dan Akulturasi Islam di China
Salah satu aspek menarik dari perkembangan Islam di China adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan budaya lokal. Hal ini tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk arsitektur, seni, dan tradisi. Masjid-masjid di China seringkali memiliki arsitektur yang unik, dengan atap yang menyerupai kelenteng, mencerminkan pengaruh arsitektur lokal. Dalam ibadah, terdapat pengucapan doa-doa dengan pelafalan Cina dan penerjemahan Al-Quran ke dalam bahasa Cina. Aspek budaya seperti ziarah kubur dan tahlil diadaptasi dari tradisi Konfusianisme, menunjukkan penghormatan terhadap leluhur.
Adaptasi ini juga terlihat dalam seni kaligrafi Cina, yang dikenal sebagai khat. Kaligrafi Islam di China menggabungkan elemen-elemen seni tradisional Cina dengan tulisan Arab, menciptakan karya seni yang unik dan indah. Pernikahan antara orang-orang Islam dengan penduduk lokal juga mempercepat perkembangan Islam, menghasilkan generasi baru yang mewarisi tradisi dan budaya Islam.
Dinasti Ming (1368-1644 M) membawa perubahan signifikan dalam perkembangan Islam di China. Dinasti ini mereformasi sistem pemerintahan dan mengurangi status politik Hui Huis. Pembatasan perdagangan dengan luar China dan larangan pernikahan sesama ras mengakibatkan terpecahnya kelompok etnis Hui Huis. Meskipun demikian, Islam tetap bertahan dan terus berkembang di berbagai wilayah China.
Kelompok Etnis Muslim di China
Mayoritas pemeluk Islam di China berasal dari 10 kelompok etnis minoritas yang secara tradisional menganut Islam. Kelompok-kelompok ini memiliki budaya dan tradisi yang unik, yang dipengaruhi oleh ajaran Islam dan budaya lokal. Di wilayah Xinjiang, mayoritas masyarakat menganut aliran Islam Sunni, termasuk Uighur, Kazak, Khalka, Uzbek, dan Tarta, kecuali Tajik yang menganut Syiah. Keberagaman ini menunjukkan bahwa Islam mampu beradaptasi dan hidup berdampingan dengan berbagai aliran dan budaya.
Meskipun sebagian besar anggota kelompok etnis ini mengidentifikasi diri sebagai Muslim, ada sebagian kecil yang tidak. Data menunjukkan bahwa sekitar 7 persen orang Hui dan 6 persen orang Uighur tidak mengidentifikasi diri sebagai Muslim. Namun, diperkirakan sekitar 90 persen dari anggota kelompok etnis Muslim di China mengidentifikasi diri sebagai Muslim, ditambah sekitar 700.000 Muslim dari etnis Han, sehingga totalnya mencapai jutaan jiwa.
Islam di China Saat Ini
Perkembangan Islam di China saat ini ditandai dengan bertahannya organisasi Islam terkenal, yaitu Asosiasi Muslim Tionghoa, yang dibentuk sejak 1952. Organisasi ini berperan penting dalam mempromosikan ajaran Islam dan menjaga kepentingan umat Muslim di China. Pemerintah China juga memberikan kebebasan kepada umat Islam untuk menjalankan kegiatan keagamaan, karena keberadaan mereka dilindungi oleh undang-undang nasional yang sah.
Masjid-masjid di China selalu ramai oleh masyarakat Muslim, terutama pada bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Umat Islam di China juga tidak kesulitan mendapatkan makanan halal, karena telah banyak dibangun restoran-restoran halal di berbagai penjuru China. Dalam bidang pendidikan, terdapat kampus Islam bernama Xianjiang Islamic Institute di Kota Urumqi, yang didirikan pada 1982 dan direnovasi pada 2014 dan 2021.
Sejarah perkembangan Islam di China adalah kisah tentang adaptasi, akulturasi, dan ketahanan. Meskipun menghadapi berbagai tantangan dan perubahan, Islam tetap menjadi bagian penting dari masyarakat China. Keberagaman budaya dan tradisi Islam di China merupakan bukti kekayaan dan kompleksitas peradaban Islam di dunia.
Terima kasih telah mengikuti penjelasan sejarah islam di china populasi kondisi terkini dalam berita ini hingga selesai Saya harap Anda menemukan value dalam artikel ini tetap semangat berkolaborasi dan utamakan kesehatan keluarga. Ayo sebar kebaikan dengan membagikan ini kepada orang lain. Sampai jumpa lagi
✦ Tanya AI