Singapura bersiap menghadapi perlambatan ekonomi global akibat meningkatnya ketegangan geopolitik. Perdana Menteri Lawrence Wong menyampaikan kekhawatiran ini dalam pidato anggaran di parlemen, menyoroti potensi dampak persaingan antara Amerika Serikat dan China.

Dampak Persaingan AS-China

Persaingan ketat antara AS dan China menjadi perhatian utama. Kedua negara cenderung mengambil langkah-langkah agresif untuk melindungi kepentingan nasional mereka, yang berpotensi memicu perang dagang. Langkah-langkah ini dapat mengganggu rantai pasokan global dan memperlambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Pemerintah Singapura memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melambat menjadi antara 1,0% hingga 3,0% pada tahun 2025. Proyeksi ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas tentang dampak ketegangan global terhadap ekonomi Singapura yang sangat bergantung pada perdagangan internasional.

Fokus Anggaran Singapura

Anggaran Singapura tahun ini diperkirakan akan memprioritaskan isu-isu penting seperti biaya hidup dan lapangan kerja. Pemerintah berupaya untuk menstabilkan ekonomi dan memberikan dukungan kepada warga negaranya di tengah ketidakpastian global. Fokus ini mencerminkan komitmen untuk menjaga kesejahteraan masyarakat Singapura.

Tarif dan Neraca Perdagangan

Kebijakan perdagangan AS, termasuk penerapan tarif terhadap barang-barang dari China, semakin memperburuk ketegangan. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menyeimbangkan neraca perdagangan antara AS dan China, tetapi berpotensi memicu tindakan balasan dan perang dagang yang lebih luas. Dampaknya dapat dirasakan oleh negara-negara di seluruh dunia, termasuk Singapura.

Share this article
The link has been copied!