• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Kutukan Marga Han, Keturunannya Tak Berani Datang ke Lasem

img

Smartikel.com Hai semoga perjalananmu selalu mulus. Sekarang mari kita kupas tuntas sejarah Legenda. Konten Yang Mendalami Legenda Kutukan Marga Han Keturunannya Tak Berani Datang ke Lasem Simak penjelasan detailnya hingga selesai.

Dulu, ada seorang bernama Han. Dia dikenal sebagai orang yang rajin banget, selalu siap membantu siapa saja, dan nggak pernah sombong meski punya banyak harta. Tapi, roda kehidupan memang berputar. Han mengalami kebangkrutan yang parah. Lebih sedihnya lagi, kesehatannya juga ikut menurun drastis sampai akhirnya dia meninggal dunia.

Kecamatan Lasem, yang ada di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, itu punya julukan unik, yaitu Tiongkok Kecil. Kenapa begitu? Soalnya, Lasem ini dulunya jadi tempat pertama orang-orang Tionghoa mendarat waktu datang ke Jawa. Makanya, nggak heran kalau di daerah yang terletak di pesisir utara Jawa ini banyak banget bangunan-bangunan bergaya Tionghoa.

Selain itu, ada cerita tentang kutukan yang melekat erat di masyarakat Tionghoa Lasem. Saking terkenalnya, konon marga Han nggak berani lewat Lasem, baik lewat darat maupun udara. Cerita ini diangkat oleh Agni Malagina, seorang pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), seperti yang dilansir Detik.

Saking bangkrutnya Han, bahkan buat ngadain upacara pemakaman aja dia udah nggak sanggup. Tapi, karena orang-orang pada ingat sama kebaikan Han selama hidupnya, akhirnya mereka patungan buat nyumbang biaya pemakaman. Sayangnya, anak-anaknya yang udah kecanduan judi malah ngambil uang sumbangan itu buat main judi.

Setelah berhari-hari jenazah Han nggak dikubur, suatu hari kedua anaknya berniat nguburin Han seadanya. Waktu lagi nganter jenazah ke tempat pemakaman, tiba-tiba langit jadi gelap banget, awan hitam semua. Pas hujan turun, rombongan pengantar jenazah malah ninggalin jenazah Han sendirian.

Nggak ada yang tahu siapa yang akhirnya makamin Han. Di tengah kebingungan rombongan dan kedua anak Han, tiba-tiba muncul suara dari dalam gundukan kuburan yang ngucapin kutukan. Agni bilang, setelah kejadian itu, anak-anak keturunan Han pada pergi ninggalin Lasem.

Konon, keturunan Han percaya banget sama kutukan itu, makanya mereka nggak berani lagi balik ke Lasem. Cerita ini udah jadi bagian dari sejarah dan kepercayaan masyarakat setempat.

Kenapa Marga Han Nggak Berani Lewat Lasem?

Kutukan

Cerita ini memang terdengar seperti legenda, tapi bagi sebagian orang, ini adalah sebuah kepercayaan yang kuat. Konon, kutukan yang diucapkan dari dalam kuburan Han itu sangat dahsyat, sehingga membuat keturunannya takut untuk menginjakkan kaki di Lasem. Mereka percaya, jika melanggar, malapetaka akan menimpa mereka.

Mungkin ada yang bertanya, apa iya kutukan itu benar-benar ada? Tentu saja, ini adalah pertanyaan yang sulit dijawab. Bagi sebagian orang, ini hanyalah mitos atau cerita rakyat yang berkembang dari mulut ke mulut. Tapi, bagi sebagian yang lain, ini adalah sebuah peringatan untuk selalu berbuat baik dan tidak melupakan jasa orang lain.

Terlepas dari benar atau tidaknya cerita kutukan ini, yang jelas, cerita ini telah menjadi bagian dari identitas Lasem. Cerita ini juga menjadi pengingat tentang pentingnya menghormati orang yang sudah meninggal dan menjaga nama baik keluarga.

Apa yang Membuat Lasem Dijuluki Tiongkok Kecil?

Lasem

Julukan Tiongkok Kecil yang melekat pada Lasem bukan tanpa alasan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Lasem dulunya adalah tempat persinggahan pertama bagi orang-orang Tionghoa yang datang ke Jawa. Hal ini menyebabkan banyak sekali bangunan-bangunan bergaya Tionghoa yang berdiri kokoh di Lasem.

Selain itu, budaya Tionghoa juga sangat terasa di Lasem. Mulai dari makanan, pakaian, hingga tradisi-tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini. Nggak heran kalau banyak orang yang merasa seperti berada di Tiongkok saat berkunjung ke Lasem.

Beberapa contoh bangunan bergaya Tionghoa yang bisa kita temukan di Lasem antara lain adalah rumah-rumah kuno dengan arsitektur khas Tiongkok, kelenteng-kelenteng yang megah, dan makam-makam kuno dengan ornamen-ornamen yang indah.

Selain bangunan-bangunan bersejarah, kita juga bisa menikmati berbagai macam kuliner khas Tionghoa di Lasem. Mulai dari bakmi, pangsit, hingga dimsum. Semuanya dijamin bikin lidah bergoyang.

Pelajaran Apa yang Bisa Dipetik dari Kisah Han?

Pelajaran

Kisah Han ini sebenarnya mengandung banyak sekali pelajaran yang bisa kita petik. Pertama, kita belajar tentang pentingnya menjadi orang yang pekerja keras dan suka membantu orang lain. Han dikenal sebagai orang yang rajin dan selalu siap membantu siapa saja yang membutuhkan. Kebaikan hatinya inilah yang membuat orang-orang bersedia menyumbang biaya pemakamannya.

Kedua, kita belajar tentang pentingnya tidak menghambur-hamburkan harta. Han memang punya banyak harta, tapi dia tidak pernah sombong dan selalu hidup sederhana. Sayangnya, anak-anaknya malah kecanduan judi dan menghambur-hamburkan uang sumbangan. Ini adalah contoh yang buruk yang harus kita hindari.

Ketiga, kita belajar tentang pentingnya menghormati orang yang sudah meninggal. Anak-anak Han tidak menghormati jenazah ayahnya dan bahkan menelantarkannya. Ini adalah tindakan yang sangat tidak terpuji dan pantas untuk dikecam.

Keempat, kita belajar tentang pentingnya menjaga nama baik keluarga. Anak-anak Han telah mencoreng nama baik keluarga dengan perbuatan mereka yang buruk. Seharusnya, mereka menjaga nama baik ayahnya dan meneruskan kebaikan-kebaikannya.

Jadi, kisah Han ini bukan hanya sekadar cerita legenda atau mitos belaka. Kisah ini mengandung banyak sekali pelajaran berharga yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dari kisah ini dan menjadi orang yang lebih baik lagi.

Intinya, cerita ini mengingatkan kita untuk selalu berbuat baik, tidak sombong, dan menghormati orang lain, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

Terima kasih atas perhatian Anda terhadap kutukan marga han keturunannya tak berani datang ke lasem dalam legenda ini Moga moga artikel ini cukup nambah pengetahuan buat kamu selalu berpikir kreatif dalam bekerja dan perhatikan work-life balance. , Jika kamu suka Sampai jumpa lagi

Special Ads
© Copyright 2024 - SMARTikel
Added Successfully

Type above and press Enter to search.