• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Kenapa Sejauh Mata Memandang Pilih Handmade?

img

Smartikel.com Hai semoga perjalananmu selalu mulus. Pada Blog Ini saya ingin berbagi tentang Humaniora yang bermanfaat. Artikel Mengenai Humaniora Kenapa Sejauh Mata Memandang Pilih Handmade baca sampai selesai.

Dunia fashion Indonesia makin berwarna dengan hadirnya merek-merek lokal yang nggak cuma keren, tapi juga peduli lingkungan. Salah satunya adalah Sejauh Mata Memandang, sebuah brand yang didirikan oleh Chitra pada tahun 2014. Yang bikin merek ini beda, mereka fokus banget sama kekayaan budaya Indonesia dan bahan-bahan yang ramah lingkungan.

Chitra punya visi yang kuat untuk menggabungkan fashion dengan keberlanjutan. Dia sadar betul dampak industri fashion terhadap lingkungan, makanya dia berusaha sebisa mungkin untuk mengurangi jejak karbon produk-produknya. Nggak heran kalau Sejauh Mata Memandang jadi salah satu pelopor fashion berkelanjutan di Indonesia.

Salah satu ciri khas Sejauh Mata Memandang adalah proses pembuatannya yang handmade. Di saat banyak merek fashion mengandalkan mesin untuk produksi massal, Chitra justru memilih untuk memberdayakan pengrajin lokal dan menjaga tradisi pembuatan kain secara manual. Ini bukan cuma soal gaya, tapi juga soal nilai-nilai yang ingin disampaikan.

Kenapa Sih Produk Handmade Lebih Spesial?

Produk

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, kenapa sih produk handmade itu terasa lebih spesial? Jawabannya sederhana: karena setiap produk itu unik dan punya cerita sendiri. Beda sama produk massal yang dibuat dengan mesin, produk handmade itu dibuat dengan sentuhan tangan manusia, dengan cinta dan perhatian yang lebih.

Chitra sendiri mengakui bahwa proses handmade memang lebih lambat dan rumit, tapi hasilnya jauh lebih memuaskan. Dia percaya bahwa setiap jahitan, setiap motif, itu adalah bagian dari warisan budaya Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Makanya, dia nggak mau kompromi soal kualitas dan keunikan produk-produknya.

Selain itu, dengan memilih produk handmade, kita juga ikut mendukung perekonomian lokal dan memberdayakan para pengrajin. Ini adalah bentuk dukungan nyata terhadap industri kreatif Indonesia yang seringkali kurang mendapat perhatian. Jadi, selain dapat produk yang keren, kita juga bisa berkontribusi positif bagi masyarakat.

Meskipun handmade, Sejauh Mata Memandang tetap menggunakan alat bantu sederhana untuk memudahkan pengrajin dalam proses produksi. Tujuannya bukan untuk menggantikan peran manusia, tapi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. Chitra juga memastikan bahwa para pengrajin mendapatkan pelatihan dan upah yang layak.

Nggak cuma itu, Sejauh Mata Memandang juga menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, seperti benang daur ulang. Chitra sadar betul bahwa sampah adalah masalah besar di Indonesia, makanya dia berusaha untuk memanfaatkan limbah tekstil menjadi produk yang bernilai. Ini adalah contoh nyata bagaimana fashion bisa menjadi bagian dari solusi, bukan masalah.

Benang Daur Ulang, Emang Bisa Buat Baju Keren?

Benang

Mungkin ada yang ragu, benang daur ulang itu kuat nggak sih? Bisa nggak ya dibuat jadi baju yang keren dan nyaman dipakai? Jawabannya: tentu saja bisa! Dengan teknologi yang tepat, limbah tekstil bisa diolah menjadi benang berkualitas tinggi yang nggak kalah dengan benang baru.

Chitra menjelaskan bahwa proses daur ulang benang melibatkan inovasi teknologi yang canggih. Limbah tekstil dipilah, dibersihkan, dan diolah menjadi serat-serat baru yang kemudian dipintal menjadi benang. Benang daur ulang ini kemudian bisa digunakan untuk membuat berbagai macam produk fashion, mulai dari baju, celana, tas, hingga aksesoris.

Keuntungan menggunakan benang daur ulang nggak cuma soal mengurangi sampah, tapi juga menghemat sumber daya alam. Proses pembuatan benang baru membutuhkan banyak air, energi, dan bahan kimia. Dengan mendaur ulang benang, kita bisa mengurangi dampak negatif industri tekstil terhadap lingkungan.

Sejauh Mata Memandang membuktikan bahwa fashion berkelanjutan itu bukan cuma sekadar tren, tapi juga gaya hidup. Dengan memilih produk-produk yang ramah lingkungan, kita bisa ikut menjaga bumi dan mendukung industri kreatif Indonesia. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih baik.

Chitra percaya bahwa keseimbangan antara manusia dan teknologi adalah kunci untuk menciptakan fashion yang berkelanjutan. Dia terus berinovasi dan mencari cara-cara baru untuk mengurangi dampak negatif industri fashion terhadap lingkungan. Dia juga aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilih produk-produk yang ramah lingkungan.

Apa Aja Sih Tantangan Bikin Fashion yang Ramah Lingkungan?

Tantangan

Bikin fashion yang ramah lingkungan itu nggak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari mencari bahan baku yang berkelanjutan, hingga mengubah pola pikir konsumen yang terbiasa dengan fast fashion. Tapi, Chitra nggak menyerah begitu saja.

Salah satu tantangan terbesar adalah biaya produksi yang lebih tinggi. Bahan-bahan ramah lingkungan biasanya lebih mahal daripada bahan-bahan konvensional. Selain itu, proses produksi yang handmade juga membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak. Akibatnya, harga produk fashion berkelanjutan cenderung lebih mahal.

Tantangan lainnya adalah mengubah persepsi konsumen. Banyak orang masih menganggap fashion berkelanjutan itu kurang keren atau kurang stylish. Mereka lebih memilih produk-produk fast fashion yang murah dan mudah didapatkan. Padahal, fashion berkelanjutan juga bisa tampil modis dan trendi, asalkan kita pintar memilih dan memadukannya.

Chitra mengakui bahwa mengubah pola pikir konsumen itu butuh waktu dan edukasi yang berkelanjutan. Dia aktif melakukan kampanye dan sosialisasi tentang pentingnya memilih produk-produk yang ramah lingkungan. Dia juga bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti media, komunitas, dan pemerintah, untuk mempromosikan fashion berkelanjutan.

Meskipun banyak tantangan, Chitra tetap optimis bahwa fashion berkelanjutan akan semakin populer di Indonesia. Dia percaya bahwa semakin banyak orang yang sadar akan dampak negatif industri fashion terhadap lingkungan, semakin banyak pula yang akan beralih ke produk-produk yang ramah lingkungan. Ini adalah harapan untuk masa depan fashion Indonesia yang lebih baik.

Terima kasih atas perhatian Anda terhadap kenapa sejauh mata memandang pilih handmade dalam humaniora ini Moga moga artikel ini cukup nambah pengetahuan buat kamu selalu bergerak maju dan jaga kesehatan lingkungan. Jika kamu suka Sampai jumpa lagi

Special Ads
© Copyright 2024 - SMARTikel
Added Successfully

Type above and press Enter to search.