Kisah cinta yang bersemi di tengah konflik dan ketidakpastian, itulah inti dari drama Tiongkok, The White Olive Tree. Drama ini telah memikat hati penonton dengan alur cerita yang penuh emosi dan karakter-karakter yang kuat. Namun, akhir dari kisah cinta Li Zan dan Song Ran meninggalkan kesan mendalam dan pertanyaan yang belum terjawab.
Drama ini mengisahkan Song Ran, seorang reporter yang bertugas di wilayah konflik, dan Li Zan, seorang insinyur penjinak bom yang menjadi sukarelawan. Pertemuan mereka di tengah situasi yang berbahaya menumbuhkan benih-benih cinta. Namun, kebahagiaan mereka terancam oleh serangan bom yang mengubah hidup mereka selamanya. Setelah kejadian tragis itu, keduanya kembali ke Tiongkok, tetapi luka fisik dan mental terus menghantui mereka.
Li Zan berjuang melawan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) yang parah, mempengaruhi setiap aspek kehidupannya. Song Ran merasa tidak berdaya melihat penderitaan orang yang dicintainya. Di tengah keputusasaan, mereka memutuskan untuk melarikan diri, meninggalkan segalanya demi mencari kedamaian dan kebahagiaan bersama. Sebelum pergi, Song Ran meninggalkan pesan untuk orang tuanya, meyakinkan mereka bahwa mereka akan baik-baik saja.
Keputusan untuk kawin lari menjadi simbol harapan dan keberanian mereka. Mereka ingin memulai hidup baru, jauh dari trauma dan kenangan buruk. Tujuan mereka adalah menemukan pohon zaitun putih, sebuah simbol impian dan harapan yang sering mereka bicarakan.
Namun, perjalanan mereka tidak mudah. Li Zan terus berjuang dengan PTSD-nya, dan Song Ran berusaha sekuat tenaga untuk mendukungnya. Mereka saling menguatkan dan mencoba untuk tetap bersama, meskipun dalam kondisi yang sangat sulit.
Di akhir cerita, Li Zan dan Song Ran akhirnya menemukan pohon zaitun putih yang selama ini mereka impikan. Pohon itu tampak nyata dan bercahaya, berbeda dari bayangan yang selama ini mereka lihat. Kemunculan pohon zaitun putih ini menjadi titik klimaks dari kisah mereka.
Pohon zaitun putih dalam drama ini memiliki makna simbolis yang mendalam. Pohon ini melambangkan harapan, kedamaian, dan cinta abadi. Bagi Li Zan dan Song Ran, pohon zaitun putih adalah tujuan akhir mereka, tempat di mana mereka bisa menemukan kebahagiaan dan kedamaian sejati.
Namun, kemunculan pohon zaitun putih juga mengisyaratkan sesuatu yang lebih dalam. Pohon itu bersinar terang sebelum akhirnya menghilang ke dalam cahaya, meninggalkan kesan yang mendalam bagi penonton. Interpretasi yang paling umum adalah bahwa Li Zan dan Song Ran telah meninggal dunia, dan pohon zaitun putih adalah representasi dari cinta dan kenangan mereka yang abadi.
Meskipun tidak ada konfirmasi eksplisit tentang kematian Li Zan dan Song Ran, akhir cerita The White Olive Tree mengarah pada interpretasi yang pahit namun manis. Keduanya akhirnya bersatu dalam cinta, meskipun dalam kenangan. Pohon zaitun putih menjadi simbol dari cinta mereka yang abadi, sebuah cinta yang mengatasi segala rintangan dan kesulitan.
Drama ini meninggalkan kesan mendalam bagi penonton, mengingatkan kita tentang pentingnya cinta, harapan, dan keberanian dalam menghadapi kesulitan hidup. The White Olive Tree adalah kisah cinta yang tragis namun indah, sebuah kisah yang akan terus dikenang.
Meskipun akhir cerita The White Olive Tree mungkin membuat sebagian penonton merasa sedih, drama ini tetap menjadi tontonan yang berharga. Drama ini mengajarkan kita tentang kekuatan cinta, ketahanan manusia, dan pentingnya menghargai setiap momen dalam hidup.
Type above and press Enter to search.
Type above and press Enter to search.