Kondisi ekonomi global yang penuh tantangan turut memengaruhi perilaku kelas menengah di Indonesia. Survei terbaru dari Katadata Insight Center (KIC) mengungkapkan bahwa mayoritas kelas menengah kini lebih memilih untuk mengandalkan tabungan pribadi daripada mengambil pinjaman berbunga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Strategi Bertahan Hidup Kelas Menengah

Penelitian KIC menunjukkan bahwa mayoritas responden (76,3%) memilih menggunakan tabungan sebagai dana darurat. Hal ini mengindikasikan kehati-hatian dalam mengelola keuangan di tengah ketidakpastian ekonomi. Selain itu, sebagian besar responden (70%) melakukan perencanaan keuangan dan memisahkan anggaran untuk tagihan dan keperluan harian. Lebih dari 40% bahkan mencatat pengeluaran mereka secara rinci.

Temuan ini menggarisbawahi bahwa kelas menengah cenderung menghindari utang dan lebih mengandalkan cadangan keuangan pribadi. Hanya sebagian kecil yang memilih opsi pinjaman berbunga.

Pekerjaan Sampingan Sebagai Solusi

Untuk menambah pendapatan dan mencapai tujuan finansial, hampir 50% kelas menengah kini memiliki pekerjaan sampingan. Tiga alasan utama mereka menekuni pekerjaan sampingan adalah untuk menambah pendapatan (70,6%), meningkatkan tabungan (42,2%), dan mencapai tujuan finansial (30,7%).

Peran Pemerintah dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi

Wakil Menteri Keuangan menekankan pentingnya peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai shock absorber untuk melindungi seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelas menengah. Pemerintah mengalokasikan dana yang signifikan untuk berbagai program subsidi, insentif PPN, bantuan sosial, dan kredit usaha. Insentif PPN difokuskan untuk menjaga konsumsi rumah tangga.

Penelitian ini menyoroti bahwa kekhawatiran tentang perekonomian memengaruhi cara pandang kelas menengah terhadap kebutuhan hidup. Pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat diperlukan untuk meningkatkan persentase kelas menengah dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Share this article
The link has been copied!