Aroma kurang sedap tercium kuat di sekitar Jalan Mataram. Sumbernya berasal dari area bekas relokasi pedagang kaki lima (PKL) Teras Malioboro 2. Area ini kini dipenuhi tumpukan sampah yang menggunung.

Upaya untuk mencari tahu penyebab dan penanggung jawab kondisi ini menemui sejumlah kendala. Petugas berseragam Jogomaton dari UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Pemerintah Kota Yogyakarta menghalangi akses ke area yang dipagari seng. Informasi mengenai pemanfaatan lahan eks TM 2 sebagai lokasi penampungan sampah pengunjung wisata Tugu-Malioboro-Titik Nol Kilometer sulit dikonfirmasi.

Keterangan dari kantor UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya pun tidak membuahkan hasil. Kepala UPT, Ekwanto, tidak dapat ditemui untuk memberikan keterangan. Petugas lain bahkan menutup rapat pintu seng untuk menghalangi pandangan ke area eks PKL Teras Malioboro 2.

Gunung Sampah di Bekas Lokasi PKL

Kondisi memprihatinkan bekas lokasi PKL Teras Malioboro 2 ini sebelumnya viral di media sosial. Video yang beredar memperlihatkan tumpukan sampah yang menggunung dan menimbulkan aroma tidak sedap. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai pengelolaan sampah di kawasan wisata tersebut.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja mengakui adanya tumpukan sampah yang signifikan di eks Teras Malioboro 2. Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Jogja, Ahmad Haryoko, memperkirakan sampah yang harus dievakuasi mencapai puluhan rit. DLH mengerahkan enam truk pengangkut sampah untuk membersihkan sisi timur-utara lahan tersebut.

“Perkiraan sekitar 30-40 rit. Kami kebut dalam dua hari ini, semoga armada kami cukup,” ujar Haryoko.

Tantangan Pengelolaan Sampah di Kawasan Wisata

Tumpukan sampah di bekas lokasi PKL Teras Malioboro 2 menjadi indikasi adanya tantangan dalam pengelolaan sampah di kawasan wisata. Peningkatan volume sampah, terutama saat musim liburan, memerlukan strategi pengelolaan yang efektif dan terkoordinasi.

Penampungan sampah sementara di lokasi yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan. Selain aroma tidak sedap, tumpukan sampah juga dapat menjadi sarang penyakit dan mencemari lingkungan sekitar.

Upaya Penanganan dan Pencegahan

DLH Kota Jogja berupaya untuk segera mengevakuasi tumpukan sampah di eks Teras Malioboro 2. Namun, penanganan masalah sampah tidak hanya sebatas evakuasi. Perlu adanya upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Peningkatan kesadaran masyarakat dan wisatawan mengenai pentingnya membuang sampah pada tempatnya menjadi kunci utama. Penyediaan fasilitas tempat sampah yang memadai dan mudah diakses juga sangat penting. Selain itu, koordinasi yang baik antara berbagai pihak terkait, seperti UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya, DLH, dan pengelola kawasan wisata, diperlukan untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan pengelolaan sampah di kawasan wisata. Dengan penanganan yang tepat dan upaya pencegahan yang efektif, diharapkan kawasan wisata dapat tetap bersih, nyaman, dan lestari.

Share this article
The link has been copied!