Ekonomi Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai pertumbuhan yang signifikan, bahkan hingga 8%, dengan fokus pada pengembangan sektor manufaktur. Penasihat Ekonomi Presiden menekankan pentingnya manufaktur sebagai kunci untuk membuka potensi ekonomi Indonesia.

Revitalisasi Sektor Manufaktur

Pada masa lalu, sektor manufaktur Indonesia pernah menjadi mesin penggerak ekonomi, terutama dalam industri padat karya seperti tekstil, garmen, elektronik, dan alas kaki. Namun, sektor ini sempat mengalami penurunan, yang tercermin dari data Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur. Untuk kembali ke masa kejayaan, diperlukan transformasi dalam sektor manufaktur agar lebih kompetitif.

Salah satu strategi yang disarankan adalah pemanfaatan kebijakan hilirisasi. Dengan menciptakan nilai tambah dari sumber daya alam melalui hilirisasi, Indonesia dapat menarik investasi asing langsung (FDI) dan investasi domestik. Hal ini juga akan mendorong terciptanya rantai pasokan yang kuat di dalam negeri.

Peluang dari Hilirisasi

Kebijakan hilirisasi menawarkan peluang besar untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Pada periode sebelumnya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan penurunan tingkat kemiskinan yang signifikan berhasil dicapai berkat kontribusi sektor manufaktur. Namun, penting untuk dicatat bahwa sektor manufaktur saat ini masih menghadapi tantangan, termasuk potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri tekstil.

Tantangan dan Harapan

Meskipun sektor manufaktur telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan, masih ada kekhawatiran tentang kerentanannya. Oleh karena itu, diperlukan upaya berkelanjutan untuk memperkuat sektor ini dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi penuh sektor manufaktur dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang diidamkan.

Share this article
The link has been copied!