:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5157395/original/091048100_1741592152-woman-standing-with-stomach-ache-presses-her-hand-her-stomach.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5157395/original/091048100_1741592152-woman-standing-with-stomach-ache-presses-her-hand-her-stomach.jpg)
Puasa Ramadan adalah momen spesial bagi umat Muslim di seluruh dunia. Namun, bagi sebagian orang, terutama penderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), tantangan bisa jadi lebih besar. GERD itu sendiri adalah kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada (heartburn), mual, dan rasa tidak nyaman di tenggorokan. Nah, bagaimana caranya agar penderita GERD tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan nyaman dan lancar?
Saat berpuasa, perut kita kosong lebih lama dari biasanya. Kondisi ini bisa memicu peningkatan produksi asam lambung. Bayangkan saja, lambung kita seperti mesin yang terus bekerja, bahkan saat tidak ada makanan yang masuk. Jika tidak ada makanan yang dicerna, asam lambung bisa naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala GERD yang tidak nyaman. Selain itu, pola makan yang tidak teratur saat sahur dan berbuka juga bisa memperburuk kondisi ini.
Banyak orang melewatkan sahur karena malas bangun atau tidak merasa lapar. Padahal, sahur itu penting banget! Melewatkan sahur bisa membuat perut kosong terlalu lama dan memicu produksi asam lambung berlebih. Sebaliknya, makan terlalu banyak saat berbuka juga bisa membuat lambung kaget dan memicu naiknya asam lambung. Jadi, kuncinya adalah makan dengan porsi yang seimbang dan teratur.
Pilihlah menu sahur yang terdiri dari karbohidrat kompleks, seperti oatmeal, nasi merah, atau roti gandum. Karbohidrat kompleks dicerna lebih lambat, sehingga memberikan rasa kenyang lebih lama dan membantu menstabilkan produksi asam lambung. Hindari makanan yang terlalu pedas, asam, atau berlemak, karena makanan-makanan ini bisa memicu produksi asam lambung.
Saat berbuka, jangan langsung makan dalam porsi besar. Mulailah dengan makanan yang ringan dan mudah dicerna, seperti kurma atau buah-buahan. Setelah itu, berikan jeda waktu sebelum makan makanan utama. Hindari minuman yang mengandung kafein atau soda, karena minuman-minuman ini bisa memperburuk gejala GERD. Sebagai gantinya, pilihlah makanan yang lebih ramah untuk lambung, seperti pisang, kentang rebus, ikan, sayuran hijau, atau yoghurt probiotik yang bisa membantu menenangkan sistem pencernaan.
Selain memperhatikan makanan yang dikonsumsi, ada beberapa tips lain yang bisa diterapkan agar puasa tetap nyaman bagi penderita GERD:
Ingatlah lirik lagu dari Tulus, Hati-Hati di Jalan, yang mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap langkah. Begitu juga dengan penderita GERD saat berpuasa, perlu lebih berhati-hati dalam memilih makanan dan menjaga pola hidup agar ibadah puasa tetap lancar dan nyaman.
Jika gejala GERD tetap muncul meskipun sudah menerapkan tips-tips di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter mungkin akan memberikan obat-obatan yang aman dikonsumsi saat puasa untuk membantu meredakan gejala GERD. Jangan pernah mengonsumsi obat-obatan tanpa resep dokter, ya!
Puasa Ramadan adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan meningkatkan kesehatan spiritual dan fisik. Meskipun membutuhkan perhatian ekstra, dengan pola makan dan gaya hidup yang sehat, penderita GERD tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan nyaman dan khusyuk. Selamat menjalankan ibadah puasa!
Type above and press Enter to search.
Type above and press Enter to search.