Diet yo-yo, sebuah pola makan yang berputar antara pembatasan ketat dan pesta makan tanpa kendali, mungkin terdengar seperti solusi cepat untuk menurunkan berat badan. Namun, tahukah Anda bahwa siklus ini justru bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan jangka panjang? Alih-alih memberikan hasil yang diharapkan, diet yo-yo justru dapat merusak metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko berbagai penyakit.

Salah satu efek samping yang sering terjadi adalah gangguan penyerapan nutrisi. Ketika tubuh terus-menerus mengalami perubahan drastis dalam asupan makanan, kemampuannya untuk menyerap vitamin, mineral, dan zat gizi penting lainnya menjadi terganggu. Akibatnya, Anda berisiko mengalami kekurangan nutrisi yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Selain itu, penurunan berat badan yang terlalu cepat akibat diet yo-yo juga dapat memperlambat fungsi kantung empedu. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan empedu dan meningkatkan risiko terbentuknya batu empedu. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu resistensi insulin dan meningkatkan risiko penyakit hati yang lebih serius.

Kenapa Diet Yo-Yo Bikin Berat Badan Naik Turun Terus?

Diet yo-yo seringkali melibatkan pembatasan kalori yang sangat ketat. Ketika tubuh kekurangan asupan energi, ia akan memasuki mode kelaparan atau yang disebut termogenesis adaptif. Dalam kondisi ini, metabolisme tubuh melambat untuk menghemat energi dan mempertahankan nutrisi yang tersimpan. Akibatnya, tubuh membakar lebih sedikit kalori dan lebih sulit untuk menurunkan berat badan.

Selain itu, siklus diet yo-yo juga dapat menyebabkan hilangnya massa otot. Massa otot berperan penting dalam membakar kalori. Ketika massa otot berkurang, metabolisme tubuh semakin melambat dan berat badan cenderung lebih mudah naik kembali. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sebesar 2% hingga 6% dapat membalikkan manfaat dari penurunan berat badan sebesar 10% atau lebih.

Ketika berat badan naik kembali dengan cepat, asam lemak dapat menumpuk di dalam organ hati dan menyebabkan penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD), atau dikenal juga sebagai penyakit hati steatotik terkait disfungsi metabolik (MASLD). Kondisi ini dapat memicu peradangan, jaringan parut, dan kerusakan organ dalam jangka panjang.

Apa Saja Risiko Kesehatan Akibat Diet Yo-Yo?

Diet yo-yo tidak hanya berdampak buruk pada metabolisme tubuh, tetapi juga dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan lainnya. Salah satunya adalah resistensi insulin, kondisi di mana tubuh tidak dapat merespons insulin dengan baik. Insulin adalah hormon yang membantu menurunkan kadar gula darah setelah makan. Ketika tubuh resisten terhadap insulin, kadar gula darah dapat meningkat dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

Selain itu, diet yo-yo juga dapat meningkatkan risiko gangguan pola makan dan masalah metabolisme lainnya. Stres metabolik akibat pola diet ketat yang diikuti dengan makan berlebihan dapat memperburuk peradangan dan mengganggu kinerja fungsi hati. Siklus berulang dari penurunan dan kenaikan berat badan juga dapat menyebabkan kadar gula darah berfluktuasi lebih dari biasanya, yang dapat meningkatkan risiko diabetes.

Perubahan berat badan yang cepat akibat diet yo-yo juga dapat memberikan tekanan pada kantung empedu. Ketika berat badan kembali naik, kantung empedu kemungkinan akan kehilangan kemampuannya untuk mengosongkan empedu dengan baik, memperbesar risiko endapan batu.

Bagaimana Cara Menghentikan Siklus Diet Yo-Yo?

Memutus siklus diet yo-yo memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Langkah pertama adalah mengubah pola pikir dan fokus pada pola makan yang lebih seimbang dan berkelanjutan. Alih-alih mencari solusi cepat, cobalah untuk membuat perubahan bertahap menuju kebiasaan yang lebih sehat.

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda menghentikan siklus diet yo-yo:

  • Fokus pada penurunan berat badan yang bertahap dan konsisten.
  • Pilih makanan yang sehat dan bergizi seimbang.
  • Hindari makanan olahan, makanan cepat saji, dan minuman manis.
  • Tetap aktif berolahraga secara teratur.
  • Kelola stres dengan baik.
  • Konsultasikan dengan ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang tepat.

Menjaga pola makan yang seimbang dan berkelanjutan jauh lebih baik daripada terjebak dalam siklus diet yo-yo yang menyesatkan. Dengan perubahan bertahap menuju kebiasaan yang lebih sehat, Anda dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik dan menjaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang.

Dalam beberapa kasus, diperlukan suplemen dan bimbingan dari ahli gizi untuk mengatasi dampak diet yo-yo dengan aman. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika Anda merasa kesulitan untuk menghentikan siklus ini sendiri.

Share this article
The link has been copied!